Toleransi
Antar Umat Beragama
Oleh : Atikah
Nurul Fitri
السلام
عليكم ورحمةالله وبركاته
Muqadimah,....
Yang kami
muliakan, para alim ulama dan dewan juri. Yang kami hormati, guru-guru kami,
serta tak lupa pula sahabat-sahabat kami yang senasib seperjuangan yang
sama-sama di muliakan Allah.
Tiada kata
yang indah dan penuh makna selain ucapan
puja dan puji syukur kehadirat Allah ilahi robbi dengan kalimah syukur
“alhamdulillahi robbil ‘alamin”, sebab
rahmat dan hidayah-Nya, kita semua bisa thalabul ilmi di tempat yang
penuh barokah ini.
Shalawat
serta salam semoga kita haturkan kepada
Nabi agung, Muhammad SAW, juga keluarganya, para sahabat dan seluruh
pengikutnya.
Saudaraku
yang sama-sama dimuliakan Allah... dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan
tema “Toleransi Antar Umat Beragama”
Toleransi
(Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling
menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang
berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Karena itu, toleransi
merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari
ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.
Dalam
konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak
ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama
kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam.
Islam
mengajarkan bagaimana manusia untuk beribadah secara benar kepada Allah atau hablum
minallah, betuul...?! Tapi, juga!... hablum minannas (hubungan dengan
sesama manusia) ajaran yang begitu
indah, sesama manusia sudah seharusnya kita saling memperhatikan dan saling
menghargai perbedaan, yang muda
menghargai yang tua, yang tua menyayangi yang muda, yang kuat membantu yang
lemah, yang kaya menolong yang miskin. Hidup ini saaangat indah kalau bisa hidup
saling berdampingan, membantu, rukun, damai dan berbagi kebahagiaan.
Sauadaraku,... ada sebuah kisah yang patut kita teladani,
Di pagi hari
yang cerah ada seorang pemuda muslim berangkat kerja naik taksi. Ia
sangat ramah dan ceria, sepanjang perjalanan ia bersenandung kecil. Pak sopir
memulai bekerja dengan doa orang Nasrani, sebab ia beragama Nasrani, pak sopir
tersenyum melihat keceriaan pemuda itu, ia ingin memberikan pelayanan terbaik;
mengemudi dengan halus, memasang AC, menawari koran yang dibelinya, diputarnya
lagu yang syahdu pelan-pelan agar sang penumpang terasa nyaman.
Sampai
ditujuan, pemuda itu membayar 50 ribuan untuk argo 30 ribu tanpa meminta uang
kembalian dari sopir taksi itu. Sang sopir menerima dengan penuh syukur, lantas
dia memacu taksinya menuju warung “ACE” Cina langgananya, untuk sarapan. Yang
biasanya dia makan dengan sayur dan tempe minta
kepada ACE menambahkan dengan sepotong ayam goreng. ACE sangat senang
melihat pak sopir menikmati sarapannya. Selesai membayar sarapan pak sopir
menambahkan 5 ribu rupiah untuk uang saku anak ACE yang kebetulan mau sekolah.
Dengan
tambahan uang jajan 5 ribu rupiah, anak ACE itu berangkat sekolah dengan senyum
lebar, ia membeli 2 potong kue. Satu potong kue untuk dirinya dan satu
potong lagi diberikan kepada temannya
yang tidak membawa bekal sama sekali, tentunya temannya itu sangat senang dan
bahagia mendapatkan kue kesukaannya dipagi itu. Cerita kebahagiaan demi
kebahagiaan ternyata berlanjut...bergulir...seperti bola salju.
Inti cerita
ini adalah soal menerima dan memberi, tanpa membedakan Agama, ras maupun
suku. Kemampuan menerima dan memberi seperti itu membutuhkan kekuatan hati,
dan jiwa yang bersih.
Membuat dan
membuat orang lain bahagia adalah kebahagiaan. Bisa menerima itu adalah
berkah,...dan bisa memberi adalah anugerah. Perilaku di dunia seperti itu akan
menciptakan kerukunan dan keluasan jiwa. Perilaku seperti itu ketika diniati
ibadah dan amar ma’ruf akan menciptakan pahala yang berujung surga.
Hadirin
rahimakumullah
Sudah
semestinya kita sebagai muslim yang sejati sekaligus umat yang terbaik di dunia
ini, untuk mencontoh panutan kita. Baginda Rasulillahi s.a.w. seperti firman
Allah dalam Surah Al-Ahzab ayat 21 :
لقد كان لكم في رسول الله اسوة
حسنة...الاية. سورة الاحزاب : ٢١
Niscaya
sungguh telah ada untuk kalian, suri tauladan paling baik di dalam diri
Rasulullah...
Allah juga
telah menegaskan dalam ayat yang lain, yaitu Surah Al-Maidah ayat 2 :
... وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا
على الاثم والعدوان ... الاية. سورة الماءدة : ٢
...saling
menolonglah kalian atas kebaikan dan takwa, dan jangan saling menolong dalam
dosa dan permusuhan,...
Dan sabda
Rasulullah saw. والله في عون العبد ماكان العبد في
عون اخيه
“Allah akan menolong hambanya, selagi hambaitu mau menolong
saudaranya”
Dari hadits itu, berarti dengan kita bisa menolong
saudara kita itu sama halnya kita menolong diri kita sendiri.
Sebuah hadits yang beeeegitu indah : dari Ibnu 'Abbas,
ia berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling
dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah
As-Samhah (yang lurus lagi toleran)]"
Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki
karakteristik sebagai berikut, yaitu antara lain:
- Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan
- Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan
- Kelemah lembutan karena kemudahan
- Muka yang ceria karena kegembiraan
- Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
- Mudah dalam berhubungan sosial (mu’amalah) tanpa penipuan dan kelalaian
- Menggampangkan dalam berda’wah ke jalan Allah tanpa basa basi
- Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa ada rasa keberatan.
Hadirin yang berbahagia.....
"Marilah
kita memiliki cinta dan kasih yang lebih, sebuah cinta yang mencair semua
oposisi, kasih yang mengalahkan semua musuh, cinta yang menyapu semua hambatan,
cinta yang aboundeth dalam amal, heartedness besar, toleransi, pengampunan dan
mulia berjuang, cinta yang menang atas semua rintangan.”
Kita hidup
tak hanya sendiri, banyak cinta, banyak luka, terserak di akhir cerita
Kita juga punya tetangga, kiri kanan, muka belakang, sama saja
Siapa mau elegan, hidup bermental arogan, semikan ego sentral, dalam jiwa rapuh namun tak gentar
Tak bisalah begitu, semutpun akan selalu berpeluk rindu, apatah lagi insan sempurna, harusnya semakin merunduk, laksana padi siap di panen.
Toleran, ayolah toleran, dunia bukan hanya kita punya, ada banyak warna, berhak nikmati semua
Andai hatimu dewasa, akal nalar selalu aktif bekerja, tentu hatimu percaya, mudahkanlah saudaramu,
atau tinggalkanlah sengketamu, berteriak tanpa malu, hanya hasilkan cemburu dan benalu
Saatnya mulai berbagi, toleransi dalam segala sisi, tentu harus tetap mengusung batasan-batasan Ilahi
Sebab kita juga berhak rindu, hidup sama tinggi, dan sejajar membangun negeri.
Kita juga punya tetangga, kiri kanan, muka belakang, sama saja
Siapa mau elegan, hidup bermental arogan, semikan ego sentral, dalam jiwa rapuh namun tak gentar
Tak bisalah begitu, semutpun akan selalu berpeluk rindu, apatah lagi insan sempurna, harusnya semakin merunduk, laksana padi siap di panen.
Toleran, ayolah toleran, dunia bukan hanya kita punya, ada banyak warna, berhak nikmati semua
Andai hatimu dewasa, akal nalar selalu aktif bekerja, tentu hatimu percaya, mudahkanlah saudaramu,
atau tinggalkanlah sengketamu, berteriak tanpa malu, hanya hasilkan cemburu dan benalu
Saatnya mulai berbagi, toleransi dalam segala sisi, tentu harus tetap mengusung batasan-batasan Ilahi
Sebab kita juga berhak rindu, hidup sama tinggi, dan sejajar membangun negeri.
Semoga
bermanfaat, dan mohon maaf atas segala kesalahan.
والسلام عليكم ورحمةالله
وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar